JalanTikusadalah website teknologi berbahasa Indonesia yang menyajikan informasi gadget, game Android, iOS, film, anime dan informasi teknologi lainnya.
JAKARTA – Semenjak peletakan batu pertama pada 26 Juli 2018, proyek pembangunan Menara Majelis Ulama Indonesia MUI tak kunjung rampung hingga saat ini. Padahal proyek bernilai Rp1 triliun tersebut ditargetkan selesai pada tahun 2020. Ditetapkannya pimpinan PT Prima Jaringan sebagai salah satu tersangka kasus dugaan korupsi PT ASABRI Persero turut memperkeruh proses pembangunan Menara MUI bernama Safa Marwa Tower tersebut. PT Prima Jaringan sendiri merupakan pengembang proyek Menara MUI, yang mana direktur utamanya yaitu Lukman Purnomosidi saat ini telah ditangkap oleh Kejaksaan Agung Kejagung terkait kasus ASABRI. Baru-baru ini terkuak fakta bahwa Asabri telah mengalirkan dananya ke PT Prima Jaringan melalui penerbitan obligasi syariah alias sukuk dalam dua tahap dengan total Rp725 miliar. Prima Jaringan menerbitkan surat utang bernama Sukuk Mudharabah I Prima Jaringan Tahap I pada 2017 sebesar Rp600 miliar. Pada tahun 2018, perusahaan kembali menerbitkan Sukuk Mudharabah I Prima Jaringan Tahap II senilai Rp125 miliar. Kedua sukuk ini diserap seluruhnya oleh Asabri. Semula, dana itu akan dipakai oleh Prima Jaringan untuk mengakuisisi lahan di daerah Bambu Apus Jakarta Timur. Di lahan seluas 15 hektare inilah rencananya akan dibangun sejumlah proyek properti, termasuk Menara MUI. Namun kabarnya status kepemilikan tanah tersebut saat ini diambil alih oleh pihak Kodam Jaya. Suasana lengang lokasi pembangunan menara MUI yang mangkrak di kawasan Bambu Apus , Jakarta Timur. Foto Panji Asmoro/TrenAsia Dana Pembangunan Menara MUI Mencurigakan Untuk membiayai proyek ambisius tersebut, diterbitkanlah reksa dana penyertaan terbatas RDPT. Reksa dana berbasis syariah ini diterbitkan oleh Manajer Investasi PT Asia Raya Kapital ARK dengan nama Reksa Dana Syariah Asia Raya Syariah Dana Kas Wakaf MUI. Berdasarkan informasi yang diterima rencananya dana kelolaan nasabah pada produk reksa dana itu akan diinvestasikan pada obligasi syariah yang diterbitkan oleh Prima Jaringan. Seperti diketahui sebelumnya, dana hasil penerbitan sukuk Prima Jaringan akan digunakan sebagai biaya pembebasan lahan. Menariknya, reksa dana yang menargetkan dana Rp1 triliun itu bagai jauh panggang dari api’. Ternyata produk reksa dana ini tidak laku di pasaran. Sejak dirilis pada Oktober 2019, total dana kelolaan Reksa Dana Syariah Asia Raya Syariah Dana Kas Wakaf MUI terus menyusut. Melansir data Otoritas Jasa Keuangan OJK, nilai aktiva bersih NAB atau asset under management AUM RDPT Menara MUI hanya sebesar Rp96,99 juta per 31 Oktober 2019. Angka ini terus menciut menjadi Rp90,92 juta pada periode November 2019, lalu pada akhir tahun 2019 hanya menjadi Rp90,11 juta. Parahnya lagi, AUM reksa dana syariah yang dikelola ARK itu ludes tak tersisa alias Rp0 per Desember 2020. Hingga saat ini, dana kelolaan Reksa Dana Syariah Asia Raya Syariah Dana Kas Wakaf MUI masih stagnan pada posisi terakhirnya. Hal tersebut tentu mengundang pertanyaan, mengapa proyek ambisius yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo beserta Wakil Presiden Ma’ruf Amin tak mendapatkan respons baik dari para investor. Di sisi lain, sumber menyebutkan dana yang masuk ke reksa dana kelolaan ARK itu juga berasal dari Asabri. Belakangan, diketahui Asia Raya Kapital merupakan perusahaan manajer investasi yang mayoritas sahamnya 89% dimiliki oleh mantan Ketua Partai Amanat Nasional PAN Soetrisno Bachir. Ia juga menjabat sebagai Ketua Komite Ekonomi Industri Nasional KEIN. Ia bersama saudaranya Kamaluddin Bachir memiliki sejumlah bisnis di bidang properti melalui bendera Ika Muda Group sebelum akhirnya ia merintis usaha surat kabar dan mendirikan perusahaan manajer investasi. Nama lain yang mengempit saham ARK adalah pakar ekonomi syariah serta tokoh MUI, Syafii Antonio. Lahir dengan nama Nio Cwan Chung, pria ini menggenggam saham ARK sebanyak 10%. Sedangkan, sisanya 1% dimiliki oleh PT Berkah Makmur Nusantara 1%. Untuk mengetahui lebih dalam terkait produk RDPT Menara MUI yang diterbitkan ARK, pun mencoba menghubungi Soetrisno dan Syafii. Namun, keduanya bungkam saat dikonfirmasi. Konferensi pers PT Asia Raya Kapital ARK saat peletakan batu pertama Menara MUI / Foto Likuidasi Produk Reksa Dana Pertanyaan lain yang timbul adalah mengapa Reksa Dana Syariah Asia Raya Syariah Dana Kas Wakaf MUI tak kunjung dilikuidasi oleh pihak ARK. Padahal jelas jika produk tersebut tidak laku. ARK justru membubarkan empat reksa dana saham yang dikelola perseroan dengan dana kelola sebesar Rp643,45 miliar. Hal itu diumumkan manajemen ARK melalui sebuah surat kabar pada 30 Desember 2019. Keempat reksa dana yang dilikuidasi antara lain RD Syariah Asia Raya Syariah Saham Barokah, RD Syariah Asia Raya Saham Amanah Syariah, RD Syariah Asia Raya Saham Unggulan Syariah, dan RD Asia Raya Saham Berkembang. Tak ada nama Reksa Dana Syariah Asia Raya Syariah Dana Kas Wakaf MUI pada keterangan resmi itu. “Atas dasar inisiatif manajer investasi guna melindungi seluruh kepentingan pemegang unit penyertaan, manajer investasi dan bank kustodian mencapai kesepakatan untuk membubarkan empat reksa dana Asia Raya,” tulis pengumuman tersebut. Manajemen menyebut, ada beberapa kondisi yang menyebabkan pembubaran keempat produk tersebut. Salah satunya karena posisi kas dan setara kas dari masing-masing produk tidak cukup menalangi penjualan unit reksa dananya. Pada akhir November 2019, dana kelolaan RD Syariah Asia Raya Syariah Saham Barokah dan RD Syariah Asia Raya Saham Amanah Syariah masing-masing Rp128,46 miliar dan Rp96,53 miliar. Namun, kas dan setara kas produk masing-masing hanya Rp3,7 miliar dan Rp2,16 miliar. Sedangkan, dua reksa dana lain yakni RD Syariah Asia Raya Saham Unggulan Syariah dan RD Asia Raya Saham Berkembang memiliki dana kelolaan Rp70,12 miliar dan Rp348,32 miliar, tetapi masing-masing kas dan setara kas produk itu hanya Rp376,65 juta dan Rp802,25 juta. SKO Artikel ini merupakan serial laporan khusus investigasi yang akan bersambung terbit berikutnya berjudul “Aliran ASABRI hingga Menara MUI” Aliran ASABRI hingga Menara MUI Serial 1 Jokowi Groundbreaking, Masih Mangkrak Hingga Kini
Pengamat Saham Hingga Deposito Pantas Jadi Aset Wakaf Kamis , 29 Jul 2021, 18:54 WIB Redaktur Jamaah Haji Asia Apresiasi Rute Makkah Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext 308 Phone: 021 780 3747 Fax: 021 799 7903 Email: newsroom@ sekretariat@republika.co.id (Redaksi) marketing@rol.republika
Jakarta, CNBC Indonesia - Manajer investasi milik Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional KEIN Soetrisno Bachir yaitu PT Asia Raya Kapital membubarkan melikuidasi empat reksa dana saham yang dikelola perseroan berdana kelolaan Rp 643,45 adalah karena tidak likuidnya portofolio investasi di produk tersebut di pasar saham sehingga tidak dapat dijual ketika ada yang mencairkan pengumuman perseroan di surat kabar pekan ini 30/12/19, perusahaan yang dipimpin Tri Agung Winantoro tersebut menyatakan keempat reksa dana RD yang dibubarkan adalah RD Syariah Asia Raya Syariah Saham Barokah dan RD Syariah Asia Raya Saham Amanah Syariah. Dua reksa dana lain adalah RD Syariah Asia Raya Saham Unggulan Syariah dan RD Asia Raya Saham Berkembang."Bahwa atas dasar inisiatif manajer investasi guna melindungi seluruh kepentingan pemegang unit penyertaan, manajer investasi dan bank kustodian mencapai kesepakatan untuk membubarkan [empat] reksa dana Asia Raya," ujar pengumuman tiga kondisi yang menyebabkan pembubaran keempat produk itu. Pertama, karena posisi kas dan setara kas dari masing-masing produk tidak cukup menalangi penjualan unit reksa akhir November, data salah satu agen penjual reksa dana menunjukkan dana kelolaan asset under management, AUM/nilai aktiva bersih, NAB RD Syariah Asia Raya Syariah Saham Barokah dan RD Syariah Asia Raya Saham Amanah Syariah masing-masing Rp 128,46 miliar dan Rp 96,53 miliar. Namun, kas dan setara kas masing-masing produk hanya Rp 3,7 miliar dan Rp 2,16 reksa dana lain yaitu RD Syariah Asia Raya Saham Unggulan Syariah dan RD Asia Raya Saham Berkembang memiliki dana kelolaan Rp 70,12 miliar dan Rp 348,32 miliar, tetapi masing-masing kas dan setara kas produk itu hanya Rp 376,65 juta dan Rp 802,25 sejak 7 November 2019, aksi jual atau pencairan unit keempat reksa dana perseroan redemption oleh nasabahnya meningkat. Padahal, penjualan itu tidak disertai aksi pembelian subscription.Sejak 6 November, perusahaan efek itu mencatat tidak ada nasabah yang membeli unit baru tiga reksa dana perseroan, sedangkan pembelian terakhir unit baru RD Syariah Asia Raya Saham Amanah Syariah terjadi pada 26 tidak dapat dijualnya sebagian besar portofolio saham perseroan karena tidak adanya antrian beli bid di pasar saham bid menunjukkan ada investor di pasar saham yang bersedia menawar dan menadah jika ada investor lain yang menjual sahamnya di harga tertentu. Potensi penyebab lain tidak adanya antrian bid saham adalah harga yang sudah berada di level terbawah pasar reguler, yaitu Rp di pasar saham bisa dilakukan di tiga jenis transaksi atau tiga jenis pasar, yaitu pasar reguler, pasar negosiasi, dan pasar di pasar reguler merupakan transaksi yang dilakukan menggunakan mekanisme tawar menawar berkelanjutan dan menjadi fasilitas bertransaksi dengan harga normal dan jumlah transaksi minimal 1 lot. Periode settlement pasar reguler dilakukan dengan periode 2 hari setelah transaksi T + 2.Pasar negosiasi biasa dilakukan terutama untuk transaksi besar yang berpotensi mengganggu harga pasar jika dilakukan di pasar reguler dengan tanpa ada batasan transaksi yang genap yaitu 1 lot= 100 unit saham. Sehingga, transaksi di pasar negosiasi bisa dilakukan untuk saham yang tidak berjumlah 100 unit saham dan dengan periode penyelesaian settlement sesuai lain pihak, pasar tunai digunakan untuk transaksi yang bertujuan menyelesaikan kegagalan transaksi sebelumnya di pasar reguler atau negosiasi dengan periode settlement hari itu juga T + 0.Untuk kinerjanya, RD Syariah Asia Raya Syariah Saham Barokah, RD Syariah Asia Raya Saham Unggulan Syariah, dan RD Asia Raya Saham Berkembang masing-masing membukukan kinerja negatif yaitu -66,47%, -66,35%, dan -55,68% sejak awal tahun lalu hingga November sisi lain, RD Syariah Asia Raya Saham Amanah Syariah baru diluncurkan pada 12 April tahun ini dan membukukan pengembalian investasi return negatif juga, yaitu -55,67% sejak terbit hingga akhir akhir November 2019, dana kelolaan reksa dana perusahaan efek yang dimiliki Soetrisno -yang juga mantan ketua Partai Amanat Nasional PAN- tersebut tercatat Rp 1,04 triliun, turun Rp 491,48 miliar 31,93% dari posisi Rp 1,53 triliun per akhir kelolaan itu juga turun Rp 714,24 miliar 40,53% dari posisi tertinggi sepanjang masa perseroan yaitu Rp 1,76 triliun per akhir Agustus 2019. Posisi terakhir dana kelolaan reksa dana perseroan itu menempatkan posisi perseroan di dalam tabel dana kelolaan reksa dana terbesar industri pada urutan ke-49, turun dari posisi ke-41 pada Agustus ke-47 pada Desember empat reksa dana yang dilikuidasi tersebut, perseroan masih memiliki lima produk lain di pasar, terdiri dari dua reksa dana campuran, satu reksa dana penyertaan terbatas RDPT, satu reksa dana pasar uang, dan satu reksa dana OJK menunjukkan Soetrisno memiliki 89% saham Asia Raya Kapital, diiringi oleh tokoh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia MUI Muhammad Syafii Antonio 10% dan PT Berkah Makmur Nusantara 1%.TIM RISET CNBC INDONESIA Artikel Selanjutnya Reksa Dana Kamu Cuan atau Boncos? Cek di Sini, Gan... irv/irv
Jumlahsaham beredar lembar / 11,66 M lembar Kapitalisasi Rp. 110,21 T . Pemegang saham diatas 5% PT Anugerah Indofood Barokah Makmur (Produksi Minuman Non-alkohol - 99.90000153%) PT Nugraha Indah Citarasa Indonesia (Pemasaran Produk Kuliner dan Distribusi - 99.90000153%) Jakarta, CNBC Indonesia - Dewan Asosiasi Pelaku Reksa Dana dan Investasi Indonesia APRDI menilai ada yang salah dari pengelolaan reksa dana saham oleh sejumlah manajer investasi MI yang imbal hasilnya return jatuh cukup tajam hingga di atas 50% dalam 9 bulan pertama tahun return reksa dana saham itu jauh di atas koreksi imbal hasil Indeks Harga Saham Gabungan yang hanya 2,95% pada periode yang data Infovesta Utama, sebanyak 32 reksa dana saham tercatat terkoreksi di atas 50%. Beberapa nama tersebut di antaranya Oso Flores Equity Fund dengan koreksi 51,31%, Narada Saham Indonesia II terkoreksi 51,95%, Maybank Dana Ekuitas Syariah Saham terkoreksi 54,72%. Bahkan ada juga produk reksa dana saham yang amblas 79,55%, yaitu Millenium MCM Equity Presidium APRDI, Prihatmo Hari Mulyano menyatakan, setiap manajer investasi memang memiliki strategi tertentu dalam meracik dana ia tak ingin menjawab lebih lanjut mengenai kemungkinan investasi perusahaan MI di saham-saham lapis dua dan ketiga atau kemungkinan masuk saham gorengan."Intinya, setiap MI ada taktik tertentu, kami menghormati masing masing fund manager sepanjang tidak melanggar peraturan berlaku dan juga good corporate governance," kata Prihatmo Hari di Jakarta, Rabu 11/12/2019.Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua I Asosiasi Manajer Investasi Indonesia AMII Hanif Mantiq memaparkan, secara umum, perusahaan manajer investasi yang mengelola reksa dana yang menjadikan aset dasar saham cukup bervariasi. Ada yang mengacu pada IHSG atau pada 45 saham yang paling likuid di BEI alias Indeks ia menilai, bila deviasi yang terlampau jauh hingga mencapai 60%, maka itu artinya ada sesuatu yang salah. Dia mendorong agar regulator turun tangan melakukan pemeriksaan apa yang menjadi penyebab penurunan yang cukup tajam tersebut."OJK harus melakukan pemeriksaan, kalau sampai terkoreksi 60 persen ada sesuatu yang salah," kata Hanif menghindari kejadian yang sama terulang ke depan, APRDI mengusulkan kepada OJK agar setiap perusahaan MI wajib mendeklarasikan lima underlying aset saham terbesar yang diinvestasikan. Usulan ini sudah masuk dalam tahap akhir."Lima underlying ini sesuai dengan best practice global," kata Prihatmo Hari Hendrayana, Head of Capital Market Research Infovesta berpendapat, kemungkinan reksa dana yang mengalami penurunan kinerja cukup ekstrim pada November lalu dapat disebabkan oleh penurunan kinerja saham-saham yang juga cukup signifikan pada periode tersebut. "Kalau yang [berkinerja ekstrim negatif dalam periode] 1 bulan terakhir iya, most likely dari kejatuhan saham gorengan," BEI secara year to date menunjukkan, setidaknya ada lima saham yang mencatatkan penurunan cukup tajam, di antaranya adalah PT Marga AbhinayaTbk MABA -77,27%, PT Trada Alam Minera Tbk TRAM -71%, PT Hanson International Tbk MYRX - 58%, PT Hotel Mandarine Regency Tbk HOME -57%, dan PT Sinergi Megah Internusa Tbk NUSA -51%.Berikut data 32 reksa dana saham yang ambles parah di atas 50%, padahal IHSG hanya terkoreksi 2,95% pada periode year to date hingga November ituNoNama Reksa Dana SahamKinerja Ytd 29 November 201931 Desember 2018 - 29 November 2019 %1OSO Flores Equity Fund-51,312Emco Saham Barokah Syariah-51,763Narada Saham Indonesia II-51,954OSO Moluccas Equity Fund-52,675Sentra Ekuitas Berkembang-53,506Asia Raya Saham Berkembang-53,727Maybank Dana Ekuitas Syariah Saham-54,728Reksa Dana Treasure Saham Mantap-56,009VMI Dana Saham-56,2910Corfina Grow-2-Prosper Rotasi Strategis-57,0111Simas Saham Ultima-57,6812Narada Saham Indonesia-59,0313Asia Raya Syariah Saham Barokah-59,1214Aurora SMC Equity-59,5915Aurora Equity-60,3916Jasa Capital Saham Progresif-60,7017Asia Raya Saham Unggulan Syariah-60,9618Prospera Syariah Saham-62,2919Corfina Investa Saham Syariah-63,4820Treasure Fund Super Maxxi-64,2021Pinnacle Dana Prima-64,5222Aurora Dana Ekuitas-67,0023Pan Arcadia Dana Saham Bertumbuh-67,8724MNC Dana Syariah Ekuitas II-68,0725Pan Arcadia Dana Saham Syariah-68,2826Corfina Equity Syariah-69,8627Pool Advista Kapital Optimal-71,9828Aurora Sharia Equity-76,3529Pool Advista Kapital Syariah-77,1530Millenium Equity Prima Plus-77,8131Treasure Saham Berkah Syariah-79,4432Millenium MCM Equity Sektoral-79,55Sumber InfovestaSimak strategi pilih reksa dana[GambasVideo CNBC] Artikel Selanjutnya Ya Ampun! Sebulan, 24 Reksa Dana Ini Ambles 30% Lebih tas/tas
AsiaRaya Syariah Saham Barokah - Pasardana PT Asia Raya Saham Berkembang - Pasardana asia raya - Kompas yul hendra CV Lokasi YOGYAKARTA dan diklasifikasikan sebagai Komputer - Perangkat & Aksesoris saat ini salah satu perusahaan tekstil sedang membuka lowongan kerja saat ini salah satu perusahaan tekstil sedang membuka lowongan kerja. Reksa
- Asia Raya Kapital adalah manajer investasi yang sahamnya dimiliki oleh Soetrisno Bachir 89%, Muhammad Syafii Antonio 10%, dan PT Berkah Makmur Nusantara. Perusahaan yang beralamat di Epicentrum Walk Office Lantai 7, Suite A 701-A 702 Jalan HR. Rasuna Said ini mengelola 8 produk reksa dana, seperti Reksa Dana Asia Raya Saham Berkembang, Reksa Dana Syariah Asia Raya Saham Amanah Syariah, Reksa Dana Syariah Asia Raya Saham Unggulan Syariah, dan Reksa Dana Syariah Asia Raya Syariah Berimbang Pemberdayaan Ekonomi Utama PT Asia Raya Kapital Tri Agung Winantoro pernah diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi di PT Asuransi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia PT Asabri.Perusahaan tercatat pernah membubarkan melikuidasi empat reksa dana saham yang dikelola karena tidak likuidnya portofolio investasi di produk tersebut di pasar saham sehingga tidak dapat dijual ketika ada yang mencairkan kelolaan reksa dana yang dilikuidasi itu Rp 643,45 miliar. Keempat reksa dana yang dibubarkan adalah RD Syariah Asia Raya Syariah Saham Barokah dan RD Syariah Asia Raya Saham Amanah Syariah. Nama MI PT Asia Raya Kapital Status Kepemilikan Nasional Status Kegiatan Aktif Alamat Epicentrum Walk Office Lantai 7, Suite A 701-A 702 Jalan HR. Rasuna Said, JAKARTA SELATAN Telepon 021-29941821 Faksimili 021-29912498 Kontak 1 Kontak 2 cs Modal Dasar Rp. Modal Disetor Rp. Izin Usaha yang Dimiliki MIKEP-62/ Tgl 29 Des 2014 Pemegang saham Soetrisno Bachir 89%, Muhammad Syafii Antonio 10%, PT Berkah Makmur Nusantara 1% Direksi Tri Agung Winantoro, Wisnuaji Wibowo Komisaris Muhammad Syafii Antonio, Siswadi, Wisnu Wardhana Asia Raya Kapital didirikan pada September 2013 berdasarkan Akta Pendirian Nomor 27 tanggal 5 september 2013. Kemudian perusahaan mendapatkan izin usaha sebagai manajer investasi dari Otoritas Jasa Keuangan OJK pada tanggal 29 Desember 2014 dengan Nomor KEP-62/ menjadi perusahaan Manajer Investasi yang sehat, terpercaya dan Utama di Indonesia yang dapat memberdayakan hasil investasi yang kompetitif dan stabil dengan risiko yang terukurMeningkatkan dan mengembangkan ekonomi masyarakat untuk pemberdayaan umat melalui produk Reksa DanaOrientasi produk yang inovatif untuk memaksimalkan nilai bagi stakeholderMemberikan nilai tambah perseroan bagi pemegang sahamTotal nilai aktiva bersih NAB per 30 Juni 2021 yang dikelola Asia Raya Kapital adalah Rp820,85 miliar dengan unit penyertaan 2,22 miliar dari 8 reksa kelolaan cenderung flat sejak awal 2020. Adapun nilai dana kelolaan tertinggi yang pernah dipagang MI ini adalah pada Agustus 2019 pada level Rp1,76 Dana Asia Raya Saham Berkembang jadi produk dengan nilai asset under management AUM terbesar yakni Rp329,52 miliar per 30 Juni 2021. Tidak banyak informasi tentang produk reksa dana yang dikelola Asia Raya Kapital yang disajikan di website resminya. Informasi lebih banyak justru dari portal Bareksa maupun Pasardana, meskipun juga tidak detail. Ketersediaan fund fact sheet tidak PengelolaDirektur Utama Tri Agung WinantoroWarga Negara Indonesia, kelahiran Tegal 4 Juli 1963. Tri Agung menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada menjabat sebagai Direktur di PT Recapital Asset Management 2011-2013, sebagai Direktur Asset Management di Valbury Asia Securities 2007-2011, sebagai Direktur Pengelola di PT Insight Asset Management 2006-2007, serta sebagai Head of Investment dan Direktur Utama di PT Niaga Aset Manajemen 1997-2006. Memiliki izin Wakil Manajer Investasi dari otoritas Pasar Modal berdasarkan Surat Keputusan BAPEPAM Nomor KEP-87/PM/IP/WMI/1998 tanggal 24 Agustus 1998. Tri Agung bergabung dengan PT Asia Raya Kapital sejak Juli 2013 sebagai Direktur Wisnuaji WibowoWisnuaji adalah warga negara Indonesia, kelahiran Jakarta pada 03 April 1973. Wisnuaji Wibowo merupakan lulusan Sarjana Ekonomi dari Universitas Jayabaya, Jakarta pada 1998. Wisnuaji Wibowo bergabung dengan PT Asia Raya Kapital pada Januari 2014 sebagai Head of Marketing, dan menjadi Direktur sejak September karier bidang keuangan di beberapa Perbankan sejak Mei 1997 hingga Mei 2005. Setelah itu Wisnuaji masuk ke Industri Pasar Modal dengan bergabung bersama PT Danareksa Investment Management sebagai Distribution Channel Marketing pada kurun waktu Juni 2005 hingga Desember 2006, selanjutnya pada Januari 2007 hingga September 2011 Wisnuaji mengemban jabatan sebagai Koordinator Call Center dan Direct Sales. Pada Oktober 2011 hingga Desember 2013 Wisnuaji pindah sebagai Institutional Wibowo saat ini memiliki izin sebagai Wakil Manajer Investasi yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan pada tanggal 15 Maret 2013 dengan nomor KEP-16/ Investasi, FrinantoFrinanto adalah WNI kelahiran Bandung, 30 September 1966. Dia mendapatkan gelar Master of Business Administration MBA dari University of Technology Sidney pada 1995 dengan spesialisasi Corporate Finance setelah sebelumnya mendapatkan gelar Sarjana Teknik Sipil dari Institut Teknologi Bandung ITB pada bergabung dengan PT Asia Raya Kapital, Frinanto telah berpengalaman menjadi konsultan keuangan independen pada 2004-2018, Senior Manager Investment Banking di PT PNM Juli 2003 - Desember 2003, Senior Manager Divisi Asset Management Kredit di Badan Penyehatan Perbankan Nasional 2000-2003, Senior Manager Divisi Corporate Finance di PT Bakrie Capital Indonesia 1997-2000, dan Senior Manager Investment Banking di PT Sigma Batara Securities House 1995-1997. Frinanto memiliki izin Wakil Manajer Investasi dari Otoritas Jasa Keuangan berdasarkan Surat Keputusan OJK dengan nomor Kep-7/ tertanggal 31 Januari 2019.
EmcoAsset Management adalah salah satu Manajer Investasi yang berdiri sejak 2011 dan berkantor pusat di Jakarta.Perusahaan ini adalah hasil pemisahan divisi manajer investasi Shinhan Sekuritas Indonesia (dahulu Makinta Securities).. Perusahaan dimiliki oleh keluarga politikus Melchias Marcus Mekeng.. Kontroversi. Perusahaan terjerat permasalahan gagal bayar pokok dan bunga reksa dana yang
Koreksi reksa dana saham akan lebih parah jika memperhitungkan sejak awal tahun hingga November lalu atau year to date. Bahkan ada 32 reksa dana saham yang ambles parah di atas 50%, padahal IHSG hanya terkoreksi 2,95% pada periode Wawan Hendrayana, Head of Capital Market Research Infovesta, menilai bahwa kemungkinan reksa dana yang mengalami penurunan kinerja cukup ekstrim pada November lalu dapat disebabkan oleh penurunan kinerja saham-saham yang juga cukup signifikan pada periode tersebut."Kalau yang [berkinerja ekstrim negatif dalam periode] 1 bulan terakhir iya, most likely dari kejatuhan saham gorengan," katanya. NoNama Reksa Dana SahamKinerja Ytd 29 November 201931 Desember 2018 - 29 November 2019 %1OSO Flores Equity Fund-51,312Emco Saham Barokah Syariah-51,763Narada Saham Indonesia II-51,954OSO Moluccas Equity Fund-52,675Sentra Ekuitas Berkembang-53,506Asia Raya Saham Berkembang-53,727Maybank Dana Ekuitas Syariah Saham-54,728Reksa Dana Treasure Saham Mantap-56,009VMI Dana Saham-56,2910Corfina Grow-2-Prosper Rotasi Strategis-57,0111Simas Saham Ultima-57,6812Narada Saham Indonesia-59,0313Asia Raya Syariah Saham Barokah-59,1214Aurora SMC Equity-59,5915Aurora Equity-60,3916Jasa Capital Saham Progresif-60,7017Asia Raya Saham Unggulan Syariah-60,9618Prospera Syariah Saham-62,2919Corfina Investa Saham Syariah-63,4820Treasure Fund Super Maxxi-64,2021Pinnacle Dana Prima-64,5222Aurora Dana Ekuitas-67,0023Pan Arcadia Dana Saham Bertumbuh-67,8724MNC Dana Syariah Ekuitas II-68,0725Pan Arcadia Dana Saham Syariah-68,2826Corfina Equity Syariah-69,8627Pool Advista Kapital Optimal-71,9828Aurora Sharia Equity-76,3529Pool Advista Kapital Syariah-77,1530Millenium Equity Prima Plus-77,8131Treasure Saham Berkah Syariah-79,4432Millenium MCM Equity Sektoral-79,55Sumber InfovestaMasih mengacu data BEI, secara year to date, setidaknya ada lima saham yang mencatatkan penurunan signifikan. Kelimanya adalah PT Marga AbhinayaTbk MABA -77,27%, PT Trada Alam Minera Tbk TRAM -71%, PT Hanson International Tbk MYRX - 58%, PT Hotel Mandarine Regency Tbk HOME -57%, dan PT Sinergi Megah Internusa Tbk NUSA -51%.Hanya saja, perlu dicatat bahwa kinerja reksa dana yang minus ini cuma periodik, karen investasi harusnya memang dilakukan rutin berkala dan sesuai dengan profil investasi masing-masing RISET CNBC INDONESIA tas/tas
. 22 53 26 498 27 69 325 172

asia raya saham barokah