Kisahnyata Keajaiban Sholawat. Pagi itu keluarga Achmad akan berangkat ke malang, naik pesawat terbang, mereka berempat, ayah, istri dan dua anaknya (Hasan dan Husein),Hasan kelas 5 SD, sedang Husein kelas 2 SD. Pesawat bergerak naik seperti biasa aman2 saja, tiada kendala apapun. Dalam perjalananpun tiada hal yang dapat membuat hati was-was. Sebagai anak bungsu dari 4 bersaudara yang kesemuanya perempuan membuat saya dari kecil terbiasa hidup dengan nyaman tanpa harus memikirkan besok makan apa. Apalagi ibu saya adalah seorang pedagang ikan asin yang alhamdulillah setiap hari pasti membawa bahan makanan untuk dimasak, walaupun terkadang penghasilannya sedikit dan tidak ada sayur yang bisa dibeli maka jadilah bahan jualannya yaitu ikan asin yang direlakan untuk menjadi menu pengganjal perut keluarganya hari itu. Namun saya sangat bersyukur karena saya mempunyai orang tua yang selalu mengajarkan saya untuk selalu bersyukur dengan apa yang ada dan apa yang telah didapatkan, dan hal ini pula yang menjadikan saya sampai saat ini tidak terlalu memusingkan hal-hal duniawi yang belum saya miliki sedangkan orang lain sudah miliki. Ketika saya mendampingi suami bertugas di Pulau Belitung, daerah yang belum pernah sekalipun saya kenal, saya berusaha untuk beradaptasi dengan alamnya, lingkungan dan juga masyarakatnya, dan saat itu disana anggotanya pun hanya sedikit karena suamilah mubaligh pertama yang ditugaskan di sana. Dengan pondasi pengalaman yang masih minim apalagi untuk mengatur keuangan yang tidak begitu baik terkadang kesulitan ekonomi pun tidak dapat terhindarkan, dan tak jarang pertengahan bulan uang untuk makan dan keperluan lainnya sudah tidak ada, namun suami selalu menasehati saya bahwa kita harus bersabar karena Allah Maha Kaya dan Allah Maha Penyayang kepada setiap hamba-Nya. Dan memang itu terbukti setiap kami mengalami kesulitan terkadang ada saja pertolongan Allah itu datang dan bisa melalui apa saja. Suatu hari di tahun kedua kami di Belitung, saat itu adalah akhir bulan, dan juga waktu-waktu yang nikmat bagi kami. Karena seperti biasa kalau sudah menjelang akhir bulan pasti merupakan waktu dimana kondisi keuangan sudah sangat menipis dan bagi kami itulah waktu yang nikmat karena walaupun kami dalam keadaan kesususahan namun selalu saja ada pertolongan Allah yang kami rasakan. Jadi kami tidak pernah merasa takut atau risau. Suatu hari saat akhir bulan itu datang dan bertepatan dengan gas untuk saya memasak pun habis, namun uang yang kami miliki tidak cukup untuk membeli gas, karena sat itu di belitung tidak ada gas yang 3 kg yang ada hanya yg ukuran besar dan itupun harganya hampir 150 ribu. Saat itu uang yang ada di dompet suami hanya tersisa 1 lembar uang lima puluh ribuan. Melihat itu suami berinisiatif untuk membuat tungku dengan menyusun beberapa batu dan mencari kayu yang bisa untuk pembakarannya, sedangkan saya mencari apa masih ada yang bisa saya olah untuk makan malam kami saat itu, karena perut sudah mulai berisik minta diisi, karena memang dari pagi hanya diisi air putih saja untuk mengganjal perut. Setelah saya mencari bahan makanan yang tersisa hanyalah sepotong ikan asin yang entah sudah berapa lama ada ditoples penyimpanan dengan kondisi yang sudah lembek ditambah dengan beberapa helai daun singkong hasil memetik di halaman belakang rumah yang beberapa waktu lalu suami tanam. Jadilah malam itu kami santap malam dengan daun singkong rebus dan tumis ikan asin yang sudah dibersihkan dan di suir-suir, tidak menyangkal memang ada rasa sedih di hati ini karena begitu sulitnya hidup ini, namun suami selalu menguatkan dan menasehatkan saya untuk selalu bersabar dan malam itu suami bilang, “Alhamdulillah malam ini kita masih diberikan rezeki insyaAllah besok Allah tambahkan lagi rezeki untuk kita!” Mendengar itu saya hanya mampu tersenyum dan meng-amin-kan dalam hati. Keesokkan paginya kami kedatangan seorang anggota seorang khudam MB yang datang ke rumah dengan membawa satu kantong plastik besar yang berisi berbagai macam bahan makanan dari mulai gula, teh, kopi, minyak, mie instan dan beberapa buah kue kaleng. Saat melihat itu, tak terasa air mata ini mengalir begitu saja, karena Allah wujudkan dengan sangat cepat apa yang diucapkan suami saya tadi malam. Begitu besar kasih sayang Allah kepada kami. Sebagaimana Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an ” sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan kelaparan kekurangan harta jiwa dan buah-buahan dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” Al-Baqarah 155 Jadilah pagi itu kami bisa sarapan dengan kue kaleng yang khuddam itu bawa karena gas untuk memasak belum ada jadi belum bisa mengolah makanan lainnya. Siang itu suami pamit pergi untuk mengunjungi teman untuk bertabligh, dan sore harinya ia pulang dengan membawa tabung gas yang diikatkan di motor, saya melihat itu dengan heran dan bertanya-tanya dari mana uang untuk membeli gasnya. Dan suami cerita bahwa ia iseng-iseng pergi ke atm untuk mengecek saldo atmnya barangkali masih ada sisa yang bisa di ambil, dan ternyata saldo atm nya bertambah beberapa ratus ribu rupiah yang entah itu datang dari mana, karena suami pun heran namun dengan mengucap syukur alhamdulillah ia ambil uang itu dan dibelikan tabung gas untuk memasak di rumah. Sampai saat inipun kami tidak tahu uang itu datang dari mana. Mungkin inilah juga bentuk pertolongan dan kasih sayang Allah untuk kami. Seperti firman Allah dalam Al-Qur’an, “Hanya kepada-Mu Allah kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan.” Al-Fatihah 5. Setiap langkah kami dan setiap kemudahan dan kesulitan yang kami rasakan kami yakin bahwa Allah Ta’ala akan selalu bersama kami dan akan selalu melimpahkan kasih sayang-Nya untuk kami dan hamba-hamba Nya yang selalu berdoa dan memohon kepada-Nya. . . . Penulis Mega Maharani Tasar Editor Muhammad Nurdin Hits 934 Mega Maharani Continue Reading Kabarberita Kisah Nyata : Dahsyatnya Terapi Tawakal JemberMU: Kisah Nyata : Dahsyatnya Terapi Tawakal tapi ia telah bersumpah tidak minta tolong pada siapapun kecuali hanya kepada Allah. Akhirnya diapun diam dan hanya yakin dengan pertolongan Allah. Sesaat setelah itu terdengar ada 2 lelaki yang bercakap, "Sumur ini sudah tidak terpakai “Lik, kalau sampai besok kamu nggak bisa membayar utang, kosongkan rumah ini,” ancam rentenir pagi itu. Malik gelagapan. Tiba-tiba dunia terasa sempit. Dadanya sesak seperti kena covid. Tiga tahun sudah Malik bergelut dengan masalahnya. Namun, tak kunjung ia sanggup menyelesaikannya. Utang itu membelit begitu kencang. Laksana piton membelit mangsa. Sungguh benar ajaran Islam. Riba sangat berbahaya. Ia tersiksa dengan bunga yang membuat utangnya jadi berlipat ganda. Malik sudah berusaha mencari pinjaman ke sana ke mari, tapi hasilnya nihil. Kurang dari 24 jam lagi rumah satu-satunya akan disita. Istri Minta Cerai, Anak Terancam Putus Sekolah Setelah si rentenir pergi, datanglah tamu kedua. Istrinya sendiri. Sudah dua tahun ia pisah ranjang dengan wanita yang ia cintai itu. “Kalau Abang belum juga menandatangani surat cerai saya, besuk siang akan ada yang datang menjemput paksa Abang. Jadi besuk pukul 12 siang, saya tunggu di Pengadilan Agama untuk tanda tangan surat cerai!” Malik semakin pusing. Ibarat sudah jatuh, tertimpa tangga lagi. Ia jadi sangat menyesali masa lalunya. Ia ingat betul saat itu, ketika masih jaya-jayanya, ia hobi minum dan main judi. Ketika usahanya bangkrut, hobi itu tetap jalan. Bahkan jadi pelarian. Suatu hari ketika mabuk, terjadilah perselingkuhan’ tersebut. Ia sudah menjelaskan bahwa selingkuh itu tidak sengaja. Namun istrinya tidak terima. Pulang ke rumah orangtuanya dan meminta cerai secepatnya. Malik sudah berusaha mengulur waktu. Agar perpisahan itu tak terjadi. Namun sang istri tampaknya sangat serius dan tak bisa dihalangi. Setelah Ashar, anak pertama pulang. “Pak, besok aku nggak bisa sekolah lagi!”“Kenapa?”“Sudah tujuh bulan Bapak belum membayarkan SPP-ku.” Malik semakin bingung. Tiga masalah menumpuk dan memuncak di hari itu. Ia tak sanggup menghadapinya. Pandangannya makin gelap. Pikirannya kalap. Tak kuat menghadapi semua itu, Malik ingin mengakhirinya. Bunuh diri. Enam Amalan Wasiat Rasulullah Untunglah Malik masih memiliki iman. Sebelum bunuh diri, ia ingat belum Shalat Isya’. Sebenarnya sudah lama Malik tidak shalat. Namun entah mengapa, ia ingin shalat untuk terakhir kalinya sebelum meninggal. Keinginan untuk shalat itu rupanya adalah taufik dari Allah yang membuat Malik secara tak sengaja mengamalkan 6 amalan yang diwasiatkan Rasulullah kepada umatnya jika sedang dilanda gelisah. Fal yatawadh-dha’, langkah pertama adalah berwudhu. Setelah mengambil wudhu, hati Malik mulai tenang. “Ya Allah… saya belum pernah dapat ketenangan seperti ini!” Malik kemudian menunaikan shalat Isya’. Persis seperti langkah kedua dalam wasiat Rasulullah wal yushalli rak’atain. Meskipun yang dimaksud dalam hadits tersebut adalah Shalat Hajat, namun esensinya sama dengan Shalat Isya’ yang Malik kerjakan. Setelah shalat, Malik melihat Al Qur’an di atas rak bukunya. “Mengaji dulu ah, untuk terakhir kali,” kata Malik. Secara tak sengaja matanya menemukan Surat Ali Imran ayat 26 saat membuka mushaf terjemah itu. ”Katakanlah, Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” Seakan-akan Allah mengatakan kepada Malik “Lik, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Siapa yang bisa menyita rumahmu jika Allah mengamankannya? Siapa yang bisa membuatmu bercerai jika Allah menyatukan engkau dan istrimu? Kata siapa anakmu akan putus sekolah jika Allah memberi rezeki? Semua keputusan ada di tangan-Ku.” Namun Malik masih belum percaya. Dalam benaknya masih terpikir, bagaimana mungkin ia bisa mendapatkan uang 15 juta dalam hitungan jam. Bagaimana mungkin rumah tangganya kembali harmonis jika besok jam 12 ia harus bercerai di pengadilan. Malik meneruskan bacaannya. ”Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki, tanpa batas.” QS. Ali Imran 27 Malik masih ragu. Ia coba membuka lembaran mushaf yang lain secara acak. Di hadapannya kini terpampang Surat Faathir ayat 2-3. ”Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yan dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah, maka tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepadamu dari langit dan bumi? Tidak ada Tuhan selain Dia; maka mengapakah kamu berpaling?” Setelah membaca ayat ini, Malik pun sadar. Ia memohon ampun kepada Allah karena telah berniat bunuh diri. Bulir-bulir air mata membasahi pipinya. Malik kemudian mematikan seluruh lampu di rumahnya, kecuali lampur kamarnya dan kamar anaknya. Ia ingin bermunajat kepada Allah dengan khusyu’. Rupanya itu amal keempat dalam wasiat Nabi setelah berwudhu, shalat dan membaca Qur’an. Malik berdoa dengan penuh kesungguhan, dengan penuh kekhusyu’an, meminta kepada Allah agar rumahnya tidak disita, tidak bercerai dengan istrinya dan anaknya tidak dikeluarkan dari sekolah. Malik mengiringi doanya dengan membaca asmaul husna yang dihafalnya Ya Aziizu ya Hakiim, ya Ghafuru ya Rahiim. Malik terus berdoa dan membaca asmaul husna hingga jam 1 dini hari. Hari telah berganti, mata terasa mengantuk, tetapi Malik tidak menyerah. Ia kembali mengambil wudhu dan membaca Al Qur’an lagi. Kali ini ayat yang ia buka tepat tentang keutamaan taqwa dan tawakkal. Surat Ath Thalaq ayat 2-3. ”Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendakiNya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” Selesai membaca ayat ini, Malik kembali berdoa. Namun, kali ini doanya berbeda dari doa sebelumnya. Ia benar-benar bertawakkal dalam doanya. “Ya Allah… ampuniah dosaku. Jika besok para rentenir itu datang, aku memasrahkan rumah ini. Aku telah menyerahkan semuanya kepadaMu…” Setelah bertawakkal, kini Malik mendapatkan petunjuk untuk melakukan amalan keenam yang Nabi wasiatkan. Yakni wal yatashaddaq. Bersedekahlah. Malik ingat bahwa yang akan disita dalah rumahnya saja, sedangkan isinya tidak. Maka ia pun berencana menyedekahkan isi rumah itu. Ia akan keluar dari rumah itu hanya membawa pakaian saja. Baca Keutamaan Sedekah Adzan Subuh berkumandang. Malik yang sebelumnya hampir tak pernah ke masjid, kini pergi ke rumah Allah itu untuk shalat berjamaah. Selesai shalat, dzikir dan doa, Malik tidak langsung pulang. Ia ingin terus menenangkan hatinya di masjid. Ia pun membaca surat Al Waqi’ah. Ia pernah mendengar, siapa yang membaca surat Al Waqi’ah akan dijauhkan dari kefakiran. Baca juga Pengertian Zakat Pertolongan Allah Tepat jam 6 pagi, Malik keluar dari masjid. Mendekati rumahnya, ia melihat sudah ada orang yang menunggu di sana. “Keterlaluan si rentenir, janji datang jam 10, jam 6 sudah di sini,” gumamnya. Namun, ia tetap merasa tenang. Tawakkalnya sudah sampai di puncak. Rupanya orang yang menunggunya itu bukan rentenir, melainkan teman lamanya.“Sebenarnya gue ada order Lik. Elu kan jago naksir alat-alat berat, bantu gue ya,” kata sang teman. Malik memang jago menaksir harga. Ia minta Malik menemaninya ke luar kota, lokasi pelelangan alat berat.“Maaf, nggak bisa. Gue lagi males,” jawab Malik.“Aduh Lik, tolong dong… bisa rugi gue kalau elu nggak ikut” Malik yang sebenarnya berat untuk pergi karena ingat rentenir akan datang, menjawab sekenanya. “Begini, deh. Kalau memang elu mau tetap ngajak gue juga, siapkan duit 50 juta cash di meja gue.” Rupanya, kalimat iseng yang keluar dari mulut Malik itu ditanggapi serius oleh sang teman. “Lik, kalau 50 juta mah nggak ada. Tapi kalau 25 juta ada, pagi ini cash pun gue siapin”“Apa?” Malik tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.“Kalau 25 juta, bisa langsung gue siapin. Cash” Alhamdulillah… Malik sangat bersyukur. Demikian ajaib pertolongan Allah. Masalah utang 15 juta itu beres, bahkan ada sisa 10 juta. Tinggal dua masalah lagi. Istri dan anak. Baru saja menerima uang 25 juta, tamu lain datang ke rumah. Istri Malik. Rupanya, ketika Malik berdoa di malam hari, anaknya yang bungsu tak bisa tidur. Menangis sepanjang malam.“Barangkali anakmu kangen bapaknya, ajaklah bertemu besuk pagi sebelum kalian bercerai,” kata orangtua kepada istri Malik. Dengan wajah berbinar dan penuh bahagia, Malik menyambut istrinya dan langsung Malik kaget. Sempat risih dengan perlakuan itu. Tetapi ia tidak bisa membohongi hatinya sendiri. Masih ada cinta untuk suaminya. “Alhamdulillah, Mah, kita selamat!”“Selamat apa Bang?”“Abang dapat duit, nih 25 juta. Mamah tahu kan rumah kita diincar rentenir gara-gara utang Abang 15 juta. Ini uang 15 juta nanti Mamah pegang, bayarkan ke rentenir biar nggak datang lagi selamanya. Katanya mau datang jam 10. Sisanya kita bagi dua. 5 juta buat ongkos Abang ke Riau, yang 5 juta Mamah pegang buat urusan anak-anak. Selama Abang di Riau, tolong jaga anak-anak ya.”“Iya Bang.” Entah mengapa tiba-tiba kata-kata itu yang keluar dari bibir istrinya. Istri yang tadinya bersikeras meminta cerai tiba-tiba luluh hatinya. Cinta yang layu itu dengan cepat tumbuh kembali. Permasalahan kedua pun selesai. Tinggal permasalahan ketiga, yaitu masalah SPP anak. Masalah ini justru yang paling ringan. Sebab SPP anaknya hanya Rp 50 ribu per bulan. Menunggak 7 bulan. Jadi totalnya hanya Rp 350 ribu. [LAZ Ummul Quro] *Disarikan dari Buku Kun Fayakun 2 karya Ustadz Yusuf Mansur
Semuaorang dibikin tak percaya dengan kisah nyata ini. Jadikanlah shalat sebagai sarana untuk mendatangkan pertolongan allah swt, dan bersabarlah setelah itu. Melunasi Hutang Dengan Bantuan Allah Sangat Mungkin Bagi Kita Asalkan Paham Caranya, Mau Berihtiar Lahir Dan Batin Serta Banyak Doa Memohon Pertolongan Allah. Unknown 15 agustus 2017 10.32.
Informasi Umum Kode Klasifikasi - Islamic Ethics, Practice Jenis Buku - Circulation Dapat Dipinjam Subjek Islam - Life Informasi Lainnya Abstraksi "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." QS Al-Baqarah [2] 155 Tetaplah bahagia dalam segala situasi. Karena semakin besar rasa khawatir di dalam hati, semakin gelisah, semakin besar rasa takut akan segala urusan dunia, maka semakin tinggi tingkat kepasrahan kita kepada Allah SWT. Rasa butuh kepada Allah pun semakin besar. Kisah nyata yang tersaji di dalam buku ini- ditulis oleh para penulis yang tak kenal lelah berjuang dan bangkit dari keterpurukan hidup. Sesusah dan sepayah apa pun, mereka tetap bertawakal, berdoa, dan terus berikhtiar sesuai kemampuan masing-masing hingga berhasil keluar dari situasi buruk itu. Sungguh kisah nyata mereka penuh inspirasi dan sarat hikmah. Koleksi & Sirkulasi Tersedia 1 dari total 1 Koleksi
Besokpagi padahal sudah hari Jum'at. Hal yang membuat panik sang ustadz adalah bahwa dirinya telah menggiring Abdul Majid untuk masuk ke jalan Allah Swt demi menyelesaikan permasalahannya. Ustadz Burhan khawatir, andai saja pertolongan Allah itu tidak datang, pasti keyakinan Abdul Majid kepada Allah Swt akan berkurang.
Islam Rahmah dot ID mencoba memperkenalkan Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin melalui kisah nyata, cerita dan pengalaman hidup umat islam dengan gaya bertutur khas islamrahmahdotid, sehingga bisa menjadi inspirasi, motivasi dan sarana meneguhkan iman kepada Sang Khalik.
KeAjaiban ayat kursi (kisah nyata) Ini kisah nyata dari Amerika (US) sekitar tahun 2006. Pengalaman nyata seorang muslimah asal Asia yang mengenakan jilbab. Suatu hari wanita ini berjalan pulang dari bekerja dan agak kemalaman . Suasana jalan setapak sepi . Ia melewati jalan pintas. Di ujung jalan pintas itu, dia melihat ada sosok pria Kaukasian.
Lelaki itu pun kembali bersujud dan sembari menangis. Memohon kepada Allah untuk segala masalah yang sedang ia hadapi. Disisi lain, sang syeikh pun melanjutkan istirahatnya. Dan 1 jam menjelang adzan subuh, seorang marbot masjid datang dan membangunkan syeikh tersebut. Ia pun segera melakukan sholat qobliyah dan sholat sunnah fajar. Menjelang iqomah, pengurus masjid yang mengetahui kehadiran sang syeikh pun memintanya untuk menjadi imam masjid. Namun, syeikh menolak karena ia baru saja beristirahat dan meminta yang lain menjadi imam. Namun tak disangka, suara syeikh itu terdengar melalui mikrophon masjid yang belum dimatikan. Suara yang tak asing tersebut, membuat salah satu pengusaha kaya di dekat masjid pun datang untuk sholat berjamaah di masjid. Karena si pengusaha sering mendengarkan ceramah sang syeikh di youtube. Setelah selesai melaksanakan sholat, si pengusaha pun datang menghampiri syeikh. “ Ahlan wa sahlan ya syeikh. Saya adalah salah seorang penggemar anda di youtube. Saya sebenarnya tadi ingin sholat di masjid lain, namun mendengar suara anda, akhirnya saya ke masjid ini untuk sholat,” ucap si pengusaha. “ Syeikh saya mau minta tolong satu hal,” lanjut si pengusaha tadi. “ Minta tolong kenapa?” tanya syeikh. “ Saya sudah menghitung zakat uang perusahaan saya. Dan harus mengalokasikan zakat saya sebesar geneih,” jawab si pengusaha. Mendengar jawabannya, sang syeikh pun langsung menangis. Sembari mencari lelaki yang sedari tadi bersujud memohon pertolongan Allah. . 225 44 462 456 459 190 497 266

kisah nyata pertolongan allah